Senin, 12 Oktober 2009

Tim Damage Heritage Rapid Assessment Terbentuk

Dengan duduk santai tapi serius di Universitas Bung Hatta, sekelompok relawan dari Padang, Aceh dan Jogja akhirnya sepakat untuk membentuk tim Damage Heritage Rapid Assessment atau DHRA. Tim ini merupakan bagian dari tim Heritage Emergency Response yang dibentuk oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) sebagai tindakan terhadap dampak yang diakibatkan oleh gempa Padang tanggal 30 September 2009 lalu.
















Pembentukan tim DHRA terdiri dari 6 relawan yang berasal dari UBH, 2 relawan dari Aceh Heritage Community serta 2 relawan yang datang dari Jogja, yaitu dari Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM dan Jogja Heritage Society (JHS). Meski demikian, tim ini terbuka untuk dimasuki relawan manapun yang akan dapat menjamin keberlanjutan hingga

tujuan menyelamatkan pusaka Padang dan juga Sumatera Barat umumnya dapat tercapai. Sejauh ini beberapa anggota IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Sumatera Barat yang juga hadir menyampaikan komitmen untuk mendukung kegiatan ini. Dan kabarnya BP3 Batu sangkar juga akan bergabung.

Tim ini akan diarahkan oleh Pak Jonny Wongso (UBH) yang telah memiliki pengalaman lapangan di Padang Lama sejak tahun 2005. Dalam catatan inventorinya, ada sekitar 250-an bangunan pusaka terdiri dari gudang, rumah toko maupun rumah peribadatan seperti kelenteng.















KBI Padang yang sukses meluncurkan Landau Kafe di bekas eks de Javasche Bank telah menawarkan Gedung BI Muaro tersebut menjadi posko DHRA. Rencananya, tim akan mulai memakainya Minggu (11/10) ketika melakukan Rapid Assessment di daerah Padang Lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar